Kenali Parakang dari Sulawesi Selatan
Kenali Parakang dari Sulawesi Selatan, di sebut
Parakang oleh masyarakat bugis makassar dari Makhluk yang menyeramkan,
tetapi makhluk ini sebenarnya sebuah Ilmu yang dipelajari oleh mereka
yang menginginkan kekayaan dengan cara instant. tetapi di kalangan
masyarakat bugis makassar mengenal parakang ada 2, yaitu parakang
pangiso pallo (Pemakan Rektum manusia) dan parakang doe' (Pencuri Uang),
istilah parakang adalah nama yang diperuntukkan pengguna ilmu tersebut,
mungkin di Sumatera bernama Palasik, Bali adalah Leak, dan Thailand
kalau tidak salah bernama Kra-Sue. walau berbeda nama mungkin mereka
masih Family dengan Parakang yang masyarakat Bugis Makassar kenal,
karena melihat dari perilaku dan bentuknya sama saja.
para pemuja Iblis yang menggunakan ilmu ini dipercaya akan kaya walaupun
hanya punya usaha kecil, Prakang ini pun ada 2 Methode, ada yang
mengambil ilmu ini hanya untuk dirinya, apa pula yang turun temurun,
jadi yang memiliki ilmu ini, bisa dikatakan akan ada salah satu anaknya
yang akan menerima ilmu tersebut, begitu seterusnya, jika tidak ada yang
berkenan menerima ilmu tersebut, maka pemilik ilmu ini tidak akan bisa
mati, walaupun sudah sakratul maut.
Parakang adalah Manusia Jadi-jadian, nanti kita bahas di bawah, beserta pengalaman saya bersama parakang tersebut.
bagaimana Ilmu ini di dapatkan?
Ilmu ini didapatkan dari mereka yang ingin kaya dengan Instant. konon,
mereka yang sudah siap menerima ilmu ini pertama kali, mesti meminta
kepada seorang ahli dalam ilmu tersebut, kita sebut saja dukun,
syaratnya cukup sederhan, calon parakang itu mesti ke tengah hutan yang
punya pohon besa, dukun dan calon penerima ilmu tersebut berada di dua
sisi berbeda pada pohon tersebut,dan dukun berteriak "nu ita ma?"
(bahasa bugis), atau "Nu Cini' ma'?" (Makassar) yang artinya adalah "Kau
Telah Melihat Saya?" hal tersebut di ulang-ulang dengan mantra yang
hanya di ketahui oleh dukun pemberi ilmu tersebut, dan di sertai dengan
kata "nu cini ma?" tidak jarang calon penerima ilmu tersebut mengatakan
"de' pi u ita" (Bahasa Bugis) atau "Tenapa kucini' " (Makassar). maksud
maksud dari perkataan di atas, sang dukun bertanya, apakah calon
penerima ilmu tersebut sudah bisa melihat dukun yang berada di sisi
sebelah pohon tersebut (tembus pandang), ketika calon penerima ilmu
telah berhasil melihat sang dukung, berarti ilmu itu (ilmu parakang)
telah turun kepadanya, dan disitulah awal mula perjalanan hidupnya
menjadi seorang Parakang.
konon, ilmu ini adalah ilmu yang biasa para pejuang gunakan untuk
melawan para penjajah, tetapi ada saja yang salah gunakan ilmu ini
dengan tujuan kepentingannya sendiri, utamanya adalah untuk kekayaan.
Parakang adalah mahluk jadi-jadian, karena pemilik ilmu ini bisa berubah
jadi apa saja, bisa jadi potongan bambu, kambing, anjing, keranjang
ayam, bahkan jadi pohon pisang, dll. tetapi uniknya, parakang ini setiap
melakukan perubahan wujud yang diinginkan, dia tidak bisa berubah
persis dengan yang ingin ditirukannya, contoh, ketika dia berubah
menjadi Anjing, maka wujudnya mirip anjing tapi kaki belakangnya agak
panjang, dan tidak memiliki ekor.
Pengalaman Saya Melihat dengan wujud Anjing (Parakang)
saya pernah berjumpa dengan mahluk ini yang berwujud Anjing di sebuah
desa, di wilayah bulukumba, tepatnya di Kajang, memang persis yang di
katakan orang tua dulu, kalau wujudnya seperti itu, dan saya telah
buktikan dengan mata kepala saya sendiri, di salah satu desa tersebut
yang pernah saya tinggali beberapa hari, masyarakat tidak pernah berani
keluar rumah ketika telah malam, terakhir kali saya kesana masyarakat
sudah berani keluar malam paling lama adalah jam 19:00 Wita.
waktu itu saya keluar duduk di teras rumah yang saya tinggali sementara
sekitar pukul 22:00 wita dengan segelas kopi, ngobrol dengan pemilik
rumah, walaupun sudah di beritahu sebaiknya jangan keluar karena bahaya
ada parakang, tetapi saya ngotot dengan alasan panas dalam rumah, kami,
karena pemilik rumah khawatir dengan saya, maka dia memilih menemani
saya ngobrol diteras rumahnya, rumah tersebut tidak punya pekarangan
luas, hanya berjarak 1 meter dari pintu rumah ke jalan setapak depan
rumah. meskipun banyak rumah, lingkungan tersebut sangatlah sepi, hanya
suara malam yang ada, tidak ada 1 pun suara dari masyarakat yang
terdengar kecuali suara kami bertiga. setelah kira-kira setengah jam
kami ngobrol, salah satu orang yang saya temani bersama ke desa tersebut
perhatiannya teralihkan dari saya, posisi duduknya memang berada tepat
di pinggir jalan setapak tersebut, dia melihat jalan dengan wajah heran
dan kulihat jidatnya mengkerut seakan ingin memperhatikan sesuatu dari
jauh, saya pun berdiri dari tempat duduk saya dan berdiri ke sisi jalan
ingin melihat apa yang dilihat teman saya, kulihat seekor anjing
berwarna putih, dengan kaki belakang panjang tanpa adanya ekor, kulihat
dia berdiri depan pintu sebuah rumah dan sempat melihat kami kemudian
berjalan perlahan-lahan ke kami, tapi saya tidak menunjukkan rasa takut
pada anjing itu, dan anjing itupun lari tanpa di perintah kemudian
menghilang begitu saja, teman saya mengatakan itu parakang, saya hanya
tersenyum dan cuma bilang "biarkan mi", tetapi setelah mencoba mengingat
apa yang saya perhatikan tadi, Bentuknya memang sangat janggal, kaki
belakang panjang, ekor tidak ada, dan yang memperkuat dugaan saya,
beberapa hari sebelumnya, saya tidak pernah melihat ada anjing di
sekitar desa tersebut, bahkan lolongan anjing pun tidak pernah
terdengar. beberapa saat setelah itu, saya mendengar sebuah benda berat
jatuh "DUAAARRR" tepat di atas rumah panggung yang jaraknya sekitar 10
meter dari tempat saya duduk. karena rumah tersebut memiliki atap dari
seng, tentunya suaranya besar di tengah heningnya malam, kami semuanya
sontak kaget dan berdiri dari kursi saya, kemudian memperhatikan rumah
tersebut yang cukup remang-remang oleh cahaya dari kejauhan, mencoba
berfikir Logis, dan menjalankan logika saya, saya berfikir kalau ada
Kelapa yang jatuh dan menimpa atap rumah itu, tetapi setelah saya
perhatikan, sama sekali tidak ada pohon di sekitar rumah itu. walaupun
malam, mata saya masih bisa melihat dengan baik, beberapa kali saya
perhatikan, memeng sama sekali tidak ada pohon yang mematahkan logika
ku.
dan pemilik rumah hanya berdiri dan mengatakan, sebaiknya kita masuk
rumah saja, ini sudah terlalu malam, sebaiknya tidur. maka saya memilih
masuk ke dalam rumah, walaupun tidak ada rasa takut, tapi saya berfikir,
sebaiknya kita menghargai pemilik kampung dan menghargai larangan
mereka, karena kambali mengingat pepatah "dimana Kaki Di Pijak, disitu
langit di junjung". oke, kita masuk saja, saya juga ngantuk, kata saya,
kami pun masuk ke dalam rumah.tidak hanya sampai disitu, saat saya mencoba tidur (belum tidur penuh) , saya merasa ada yang mencoba menggigit jempol kaki kanan ku, dan saya terbangun duduk melihat, tetapi dengan sigap, saya rasa dia menarik gigitannya dan menghilang begitu saja, saya pun pindah ke ruang tamu untuk tidur. setelah pagi, saya keluar dan kembali melihat rumah sumber suara semalam, memang sama sekali tidak ada pohon. kata pemilik rumah, ada Parakang yang mau melintas, tapi karena melihat kita, maka dia jatuhkan dirinya. dan kami pun pulang hari itu.
sebenarnya saya sudah beberapa kali pernah mendapatkan pengalaman bersama parakang, setelah kejadian di wilayah bulukumba sulawesi selatan.
Kenali Parakang dari Sulawesi Selatan karena saya pernah di kejar oleh parakang, percaya atau tidak, waktu itu saya sedang malakukan Camping bersama para anak pecinta alam, saat itu saya hanya bertiga menyusul rombongan sebelumnya, karena kami menyusul, maka saya sengaja potong kompas, tetapi sempat hilang selama 1 jam, karena kami bertepatan pada maghrib berada di tengah-tengah pegunungan karst di wilayah Kabupaten Maros, di tengah hutan dan pegunungan telah kami lalui, dan saat saya berada pada persawahan warga, saya mendengar sesuatu dari belakang saya, tapi jaraknya agak jauh, kami ber tiga, dan saya berada pada posisi paling belakang, setelah saya berbalik, saya lihat mahluk keluar dari semak-semak, dan dia bergerak seakan melayang, mungkin sepersekian detik sudah berada di sisi sebelah sawah yang telah kami lalui, dia membuntuti kami, saya pun berhenti jalan dan hanya berbalik kebelakang, melihatnya bergerak sangat cepat tetapi masih tertangkap mata gerakannya, hingga dia berada sangat dekat, kira-kira tidak lebih dari 10 meter di hadapanku dengan gerakan sangat perlahan, waktu itu sudah malam, saya hanya mundur perlahan sambil perhatikan bentuknya, warnanya coklat terang, hampir berwarna orange, kaki depan pendek, kaki belakang tinggi, mukanya agak besar dan menatapku seakan ingin menerkam, saya hanya memilik HP dengan dilengkapi senternya, maklum, HP jadul bin Murah, hehehe. saya mencoba sorot wajahnya, tapi masih tidak begitu jelas, hanya ciri itu yang sangat jelas. posisi saya waktu itu cukup berjauhan dari teman-teman ku, karena mereka terus berjalan, dan hanya saya yang berhenti melihatnya, saya panggil teman ku dengan suara yang sedikit keras agar dia mendengarnya "we... liatko ini" dan salah satu teman saya berhenti dan menuju padaku dan berkata "kenapako?" saya hanya hanya menunjuk mahluk itu dan berkata "binatang apa itu?" saya agak polos saat itu dan agak takut. teman ku pun langsung teriak "Lari.. lari,, lari ko, bukan binatang itu" sambil menarik tangan ku, saya pun berlari, ketika telah sampai ke Lokasi Camping, saya taburkan Garam di sekitar perkemahan kami dengan sedikit bacaan dari Al Qur'an agar kami bisa terlindung (tugas ku tiap camping memang seperti itu, Korlap dan memastikan semuanya aman). setelah pukul 2 pagi, saya keluar dan membawa senter dan merasa penasaran dengan mahluk itu, tetapi setelah keliling sendirian ditemani rokok, saya tidak bertemu apapun yang mencurigakan. besok paginya salah satu teman saya (kebetulan salah satu penduduk situ) mengatakan kalau itu adalah "parakang". ini kali ke dua saya bertemu mahluk jadi-jadian ini.
mahluk jadi-jadian ini masih sangat banyak di kota saya, dan semasa
kecil, kami sangat dibatasi dalam bermain, utamanya pada malam hari,
semasa kecil, saya pernah melihat pohon pisang dengan bermata merah,
percaya atau tidak, tetapi siangnya, pohon pisang tersebut ternyata
tidak ada.
orang tuaku pernah bilang kalau saya pernah hampir jadi mangsa parakang,
karena di temukannya bekas tanda hitam di sekitar maaf, dubur ku, tapi
sekarang sudah hilang bekasnya, tidak percaya? mau liat? hahahaha.
cara prakang, sebenarnya cukup sederhana, dan anda tidak perlu takut
dengan mahluk jadi-jadian ini, karena dia sebenarnya takut pada Manusia
saat dalam keadaan Normal, konon kata orang tua, ketika kau menemukan
mahluk ini mulai berubah dari Manusia ke Parakang, datangi saja, dan
ancam dia dengan kata-kata akan memberitahu semua orang tentang ulahnya
menjadi parakang. dia sangat takut akan itu, tidak jarang dia berjanji
tidak mengganggu anda sampai 7 turunan. jika pun anda ingin, cukup pukul
sekali saja dengan balok, ingat, cukup sekali, kadang dia selalu
meminta di pukul lagi, tapi jangan pukul lagi, dia akan sangat kesakitan
jika hanya dipukul sekali, dan kembali normal ketika di pukul ke dua
kalinya. percaya atau tidak, walaupun menyeramkan, dia takut pada
Manusia yang mengingat Tuhannya, Insya Allah.
Kenali Parakang dari Sulawesi Selatan agar anda tidak perlu takut lagi dengan mahluk jadi-jadian ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar